Pengertian Hijrah Yang Sejati
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim
Pengertian Hijrah Yang Sejati merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abdullah Taslim, M.A. dalam pembahasan Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 2 Shafar 1440 H / 11 Oktober 2018 M.
Download juga kajian sebelumnya: Berlarilah Menuju Allah
Kajian Islam Ilmiah Tentang Pengertian Hijrah Yang Sejati – Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah
Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala berkata, “Coba kita renungkan, semua perkara ini kembalinya kepada makna segera berlindung dari Allah kepada Allah.” Karena segala sesuatu yang kita takutkan ada ditangan Allah dan Dia yang Maha Kuasa untuk melimpahkannya. Dia yang mentakdirkan segala sesuatu yang terjadi. Baik itu hal-hal yang disukai atau tidak disukai oleh manusia. Untuk bisa melindungi kita dari hal-hal yang buruk, kita juga hanya bisa mendapatkan perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah makna hijrah kepada Allah yang hakiki. Inilah hijrah yang sejati. Ketika seorang hamba telah merasakan dalam dirinya rasa putus asa dari bergantungnya dia kepada makhluk karena ternyata makhluk lemah seperti dirinya. Saat itulah dia akan menemukan tempat bersandar yang sesungguhnya dengan dia mengenal Allah subhanahu wa ta’ala. Maka setelah itu hatinya akan selalu menghadapkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam semua keadaannya. Baik susah atau senang. Ketika susah dia bersyukur, dia menisbatkan nikmat itu kepada Allah. Ketika susah dia bersabar dengan tetap bersangka baik kepada Allah dan meyakini segala sesuatu yang Allah takdirkan adalah kebaikan untuk dirinya.
Ketika sudah seperti demikian, seorang hamba tidak akan berpaling kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala. Hatinya akan selalu menuju Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah tingkatan penghambaan diri yang sejati, tauhid yang sebenarnya, yang terwujud pada diri seorang hamba ketika dia telah merasakan ini.
Oleh karena itulah, didalam sebuah hadits yang shahih, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
“Orang-orang yang berhijrah dengan sesungguhnya adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika seseorang mau meninggalkan sesuatu karena takut akan kemurkaan Allah, dia berhijrah untuk mencari sebab-sebab keridhaan Allah. Itulah hijrah yang hakiki. Adapun hijrah anggota badan mengikuti hijrah tersebut.
Inilah juga sebabnya kenapa didalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala banyak menggandengkan antara iman dan hijrah. Menunjukkan keduanya tidak bisa dipisahkan dan berkaitan sangat erat. Dan salah satu dari keduanya mengandung konsekuensi yang lain. Ketika ada iman berarti ada hijrah, ketika seseorang hijrah berarti menunjukkan ada iman. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّـهِ ۚ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٢١٨﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah[2]: 218)
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ …
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah…” (QS. Al-Anfal[8]: 72)
Keduanya digandengkan dan tidak bisa lepas. Maka hijrah yang asal ini harus dilakukan oleh semua manusia. Tidak ada alasan. Masing-masing orang harus melakukan dan semua orang bisa menegakkannya. Yakni berhijrah dengan hati untuk meninggalkan segala sesuatu yang dibenci oleh Allah untuk menuju kepada keridhoanNya, kepada sebab-sebab pengampunan dan rahmatNya.
Kesimpulannya adalah bahwa hijrah kepada Allah itu terkandung didalamnya meninggalkan segala yang dibenci oleh Allah. Dimulai dari keinginan kuat dari hati kita untuk menjauhinya dan melakukan hal-hal yang dicintai dan diridhoi oleh Allah. Maka dari itu, asal dari hijrah adalah cinta dan kebencian. Kepada siapa kita mencintai dan kemana kita arahkan cinta kita yang benar, kemana keinginan hati kita kita tujukan dan hal-hal yang harus dihindarkan.
Hijrah berhubungan pada masalah menguatkan cinta di hati kepada Allah. Dengan itulah hijrah dihati kita akan lurus. Karena sudah kita ketahui pembahasan tentang perbuatan anggota badan manusia apapun yang dilakukannya, sampai dalam urusan sehari-hari, itu semua tergantung dari keinginan kecintaan manusia dihatinya terhadap sesuatu. Kalau dia mencintai sesuatu didalam hatinya, maka hatinya akan berusaha untuk mengikuti apa yang diinginkan dalam hati hamba tersebut.
Oleh karena itulah perkara menguatkan iman harus didahulukan. Karena ini berhubungan dengan meluruskan iman di hati yang akan menjadi sebab anggota badan berbuat sesuai dengan yang dikehendaki didalam hati. Jadi benar-benar asalnya hijrah adalah kembali cinta kepada Allah, cinta karena Allah, mencintai segala sesuatu yang dicintai oleh Allah untuk dikejar dan diusahakan sekaligus menjauhi, membenci, menghindari segala sesuatu yang tidak disukai dan tidak diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Orang yang berhijrah, meninggalkan sesuatu kepada sesuatu yang lain, pasti perkara yang ingin dituju lebih disukai dari pada perkara yang ditinggalkannya. Tidak mungkin seseorang meninggalkan sesuatu kalau keduanya sama-sama dicintai atau yang dituju itu lebih tidak disukainya. Pasti dia tidak akan meninggalkan. Inilah jawaban pentingnya menggerakkan amalan hati, menjadikan kecintaan kepada Allah lebih dominan di hati. Agar yang kita lakukan, motivasinya benar-benar karena iman dan karena mencari keridhoan Allah. Dengan ini kita akan meninggalkan perbuatan maksiat dengan sukarela dan karena lebih tertarik kepada hal-hal yang dicintai oleh Allah berupa perbuatan taat. Ini seperti gambaran imannya para sahabat yang difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّـهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِّنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿٧﴾
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,” (QS. Al-Hujurat[49]: 7)
Inilah rahasia hijrah yang sesungguhnya. Inilah cara menggerakkan hati yang sejati. Inilah yang menjadikan keadaan seorang hamba lurus kalau kecintaan dihatinya telah diluruskan dan dibenarkan.
Simak Kajian Lengkapnya, Download dan Sebarkan mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Pengertian Hijrah Yang Sejati – Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah
Podcast: Play in new window | Download
Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda.
Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45077-pengertian-hijrah-yang-sejati/